Thursday, April 19, 2007

Cinta Terlarang, Tolong aku…

Ini merupakan kisah nyata dari seorang teman. Semoga dapat mengambil ibroh (pelajaran) didalamnya.

Tolong aq…Sahabatku…Dengarkan jerit hatiku
Tentang dia…tentang dia…masih slalu tentang dia

Ajak aku…bersamamu…kemanapun yang kau mau
Tenangkan aku… tenangkan aku… sebab itu yang kumau

Dia pernah membuatku merasa sempurna
Hingga akupun menjanjikan semuanya
Namun ternyata mimpi yang dia punya berbeda...

Aku takkan bisa hidup tanpa dia
Dia yang membuat aku bahagia

Tolong aku untuk melupakan dia
Karena hanya itu yang aku pinta

Aq gak tau siapa penyanyinya. Ada yang tau??? Ah gak penting. Yang jelas judulnya “Tolong Aku”. Tiap bait syairnya, begitu jelas menggambarkan seseorang yang ingin terlepas dari suatu derita, yang mungkin dikarenakan cinta buta. Sama persis seperti yang diutarakannya kepadaku.

Sebut saja namanya yuli (bukan nama sebenarnya). Dia adalah seorang istri dan ibu dari 4 orang anak. Yuli menikah untuk pertama kalinya dengan Yuan (bukan nama sebenarnya lagi) pada saat usia mereka masih sangat muda. Darah muda yang tak terkendali telah meruntuhkan prinsip yang seharusnya mereka jaga. Ya, Yuan kemudian menikah dengan Yuli, karena didorong oleh rasa tanggung jawab yuan terhadap anak yang telah dikandung Yuli. Pada akhirnya pernikahan inipun tidak berlangsung lama. Menurut pengakuan yuli, hal ini dikarenakan yuan menjalin hubungan dengan wanita lain sewaktu mereka berada pada kondisi jarak jauh.

Karena kemarahan dan rasa dendam yang sangat, yulipun melakukan hal yang sama dengan lelaki lain. Kali ini namanya adalah yudi (lagi2 bukan nama sebenarnya). Gejolak itu kembali tak jua terelakkan, bahkan menjadi lebih tragis. Dengan masih menyandang status sebagai istri yuan, yuli telah hamil karena perbuatan yudi. Yuanpun berang, dia tak dapat menerima kelakuan istrinya. Akhirnya yuan menceraikan yuli. Dan lagi2 karena rasa tanggung jawab yang sama, akhirnya yudi menikahi yuli.

Pada pernikannya yang kedua ini, dambaan yuli mewujudkan keluarga sakinah, mawadah, warahmah, sampai saat ini sepertinya hanya sebatas impian. Pernikahan mereka acapkali dihiasi dengan pertengkaran. Pernah suatu hari, yuli datang kerumahku dengan muka babak belur, hasil kreativitas tangan suaminya. Perlakuan kasar semacam itu kerap dilakukan yudi, jika diantara mereka terjadi cekcok besar. Keduanya memang mempunyai watak yang sama2 keras. Masing-masing tak ada yang mau saling mengalah. Mungkin karena yudi laki2, lebih mengandalkan otot daripada otak untuk menghadapi masalah diantara keduanya.

Pemicu pertengkaran diantara mereka salah satunya yaitu karena masalah ekonomi. Tulang punggung kehidupan keluarga kecil mereka terletak dipundak yuli, bukan yudi. Memang yang selama ini terlihat gesit mencari nafkah adalah yuli. Sedangkan yudi lebih sering terlihat dirumah. Pekerjaan rutinnya hanyalah luntang lantung tak karuan. Seperti yang diketahui, mereka mempunyai empat anak. Satu dari pernikahan yuli yang terdahulu dan tiga dari pernikahannya dengan yudi. Anak2 mereka masih pada kecil2. Mereka sangat membutuhkan asupan makanan dengan gizi yang baik untuk tumbuh kembang yang baik pula. Belum lagi untuk biaya pendidikan mereka dan untuk biaya2 yang lain.

Berkali-kali kata cerai terlontar dari mulut yuli. Bahkan yuli sempat mengurus surat cerai sendiri, karena yudi tak pernah menanggapi keinginan cerai istrinya tersebut. Walau bagaimanapun yudi merasa memiliki anak yang masih pada kecil2 dari yuli yang harus diurus dan dibesarkan bersama. Dan juga dikatakan yudi masih mencintai yuli. Aneh, cinta yang bagaimana??? Kalau memang cinta, dia seharusnya selalu membahagiakan orang yang dicintainya dan senantiasa belajar untuk memperbaiki sikap dan sifat untuk memperoleh kedewasaan dari keadaan yang telah menimpa. Tapi tampaknya hal itu masih berupa harapan, kenyataannya sekarang pertengkaran selalu kembali dan kembali terjadi.

Disaat kejenuhan dan perasaan menderita terhadap suaminya, yuli menemukan tambatan hati lain pada seorang laki2. Kali ini namanya adalah yusril (Bukan nama sebenarnya lagi). Berawal dari telphon salah sambung, kemudian mereka berkenalan, dan akhirnya yuli menjadikan yusril sebagai tempat curhatannya yuli mengenai kondisi rumah tangganya saat ini. Lepas, segala hal diutarakannya bebas sebebas-bebasnya. Dan dari perasaan iba terhadap penderitaan yuli, yusrilpun menyambut gayung dengan hati terbuka. Bak pahlawan kesiangan yang senantiasa ada disisi yuli dikala yuli membutuhkan perhatian. Ketenangan, impian dan harapan baru mulai terajut diantara keduanya. Yusril dirasa yuli lebih baik dibandingkan yudi. Yusril selalu mengingatkannya untuk beribadah, tidak seperti yudi yang jangankan mengingatkan, melakukannyapun tidak. Yuli merasa menjalani kehidupan lebih baik dari pada sebelumnya. Sekarang keberadaan Tuhan menjadi lebih terasa olehnya. Kata tobatpun terucap atas kesalahan2nya dimasa lalu. Atas dasar inilah, yuli semakin kuat untuk meninggalkan yudi dan ingin sekali menambatkan hidupnya dengan yusril. Membuka lembaran baru kehidupan rumah tangga yang lebih baik, dan bahagia tentunya.

Untuk kesekian kalinya, Yuli kembali menuntut cerai. Yudi mengetahui gelagat ada orang ketiga didalamnya. Namun yudi tak bisa berbuat apa2, tidak berani menuntut balik karena dia menyadari kesalahan2nya ataupun memberikan ijin cerainya karena alasan yang telah diutarakan diatas. Keluarga yulipun mengetahui alasan Yuli menggugat cerai Yudi kali ini. Mereka tidak mengijinkan perceraian itu terjadi. Mereka khawatir Yuli akan mengalami kejadian yang sama, seperti dua kejadian sebelumnya yang menjadi penyebab segala penderitaan dalam kehidupannya saat ini. Keluarga bertindak keras menyatakan Yuli tidak boleh berhubungan lagi dengan Yusril.

Perlu diketahui, Yuli ini orangnya sangat nekat. Pergaulannya luas dan bebas. Dia tidak menisolir diri untuk berteman dengan siapapun. Memberikan pengaruh baik ataupun buruk dia tidak peduli. Dia juga pernah berteman dengan orang2 yang hidup dikehidupan malam. Diskotik, rokok, alkohol, bahkan narkoba pernah ia lakoni, untuk melepaskan diri dari penatnya masalah yang semakin membelit.

Saat ini yuli mengaku sudah tidak lagi berhubungan dengan yusril. Namun perasaan dan harapan masih digantungkannya kepada yusril. Apa yang harus aq lakukan, aq bingung… Sabar… sabar… hanya kata2 itulah yang aq sampaikan kepadanya. Berusaha untuk selalu mengingatkan selalu kepadaNya. Dari sifat nekatnya yuli, segalanya mungkin saja bisa terjadi. Perpisahannya dengan yusril terjadi karena kekangan dari semua orang bukan karena kesadaran dari dirinya pribadi. Jangan sampai kesalahan fatal menimpa untuk yang ketiga kali. Sebagai teman tentu aq ga mau terus menerus melihat penderitaan yuli. Tapi bagaimana dengan anak2 mereka? Apakah mereka akhirnya harus hidup dengan kondisi kedua orang tua mereka yang terus2an bertengkar? Atau memang sebaiknya berpisah? Apakah yusril memang lebih baik dari pada yudi seperti yang dikatakan yuli? Ah...Aq bingung. Sekarang giliran aq yang mengatakan “ Tolong aku !!!”.

Monday, April 02, 2007

Lari atau Jalan Pagi2 ya ???

Jam 05 Pagi, saat itu aq masih tertidur pulas, namun tiba2 hpku berdering…

Talilut…talilut…talitut…

Aq : Halooooo (Menjawab dengan separuh nyawa)
Niah : Lin, niah sekarang ada didepan rumah, lari pagi yuk!!!
Aq : Ohhhhhhh, iyaaaaaaa (masih dengan separuh nyawa)

Aq berusaha untuk membangun segala kekuatan untuk membuka mata, dan mengumpulkan separuh nyawa yang masih ngatung entah dimana. Kutemui niah yang katanya sudah ada didepan rumah. Eh, ternyata ada leni bersamanya.

Niah : Yuk!!!
Aq : Aq belum siap2
Leni : Ya udah siap2 sana
Aq : Pake mandi dulu gak
Niah : Gak usah kelamaan, kita2 aja pada belum mandi
Aq : ???
Leni : Cuci muka aja dulu, mandinya nanti klo dah lari
Aq : ooo ya udah, tunggu dulu ya

Udara pagi, dengan sapaan dinginnya masih terasa menusuk kuduk. Kokok ayam dan kicauan burung yang bernyanyi2, kadang masih sayup2 terdengar saat itu. Berharap tak menemukan suara bising kendaraan, yang selalu didapatkan kala siang. Embun pagipun turut menyapa dedaunan dan bertengger ringan dipucuknya. Menyegarkan pikiran, menambah kesegaran, dan memberikan semangat baru untuk menjalani hari.

Suasana pagi yang aq sukai seperti itu tak lantas menjadikanku terbiasa menyapa pagi secara langsung. Dan gak biasa2nya juga kami melakukan kegiatan lari pagi seperti ini, terlebih lagi aq yang super malas kuadrat untuk berolah raga. Biasanya kami melakukan hal ini karena ada maksud2 tertentu. Apalagi kalo bukan karena timbulnya kesadaran untuk berusaha sehat, sambil menjalankan target 45 dengan semangat 45. Hidup 45!!!

Karena gak biasa itu tadi, maka kegiatan ini gak bisa disebut lari pagi. Mungkin lebih tepatnya jalan2 pagi. Karena aq lebih banyak jalan dari pada larinya. Biasanya klo dipaksakan untuk lari terus menerus akan menjadikan perut keram, dan setelah lari bukannya badan menjadi kuat malah jadi pegel2. Maklum sampai saat ini aq belum menemukaan cara yang tepat untuk mendapatkan hasil yang baik dari lari pagi. Lagi pula bukankah jalan adalah olah raga yang paling baik untuk jantung??? Emh… sepertinya satu pembelaan yang tepat !!

Jalan2 pagi2 seperti ini mengingatkan aq pada kenangan dimasa lalu. Masa dimana aq masih pantas mendapat predikat bocah. Sehabis sahur dan selepas shalat shubuh berjama’ah dimasjid, biasanya anak2 disekitar rumahku pada ngumpul, trus kami jalan2 deh.

Tempat tujuan yang paling asik buat jalan2 biasanya kavling rumah orang2 gedongan didaerah bendi. Selain jalannya lebar2 sehingga gerombolan para bocah2 mudah lewat, dirasa juga bisa dijadikan sasaran empuk untuk mengkhayal tentang masa depan.

Sambil jalan2, ada2 saja kelakuan bandel yang kami lakukan untuk membuat suasana lebih seru. Salah satunya mencetin bel rumah orang gedongan berkali2, abis itu kabuuuuuuuur.

Ada lagi kelakuan bandel yang lebih parah kami lakukan. Yaitu memasang petasan jangwes, kemudian dimasukin kerumah gedongan yang punya halaman luas. Dorrrr !!! Kabur lagi… Jahil, usil, en kurang ajar memang. Untunglah tidak terjadi hal2 membahayakan yang terjadi pada rumah gedongan itu. Namanya juga anak2. Semuanya dilakukan mungkin masih dibawah alam sadar dalam membedakan mana yang boleh dan gak boleh. Pada saat itu kami lebih mementingkan seru dan kesenangan belaka. Tapi klo dipikir2 sekarang, kenakalan2 semacam itu sepertinya tidak dapat dikatakan wajar dan tidak bisa dimaklumi. Karena sedikit saja terjadi kesalahan akan berakibat fatal. Jangan dicontoh ya anak2…

Sudah lama gak lari pagi lagi. Kapan lari pagi lagi ya, mungkin setelah kesadaran akan pentingnya arti kesehatan muncul kembali dan klo ada yang ngajakin juga tentunya. Seharusnya kegiatan ini rutin dilakukan supaya badan selalu bugar, pikiran segar, dan gak melulu terjangkit penyakit “L” tujuh turunan (lemah bin letih bin lesu bin lelah bin loyo bin letoy bin lemot). Duh… cepede…