Tuesday, July 04, 2006

Kelemahan iman Seorang Hamba

Astagfirullah…
Sudah berapa lama aq tidak tahajud, tidak rawatib, tidak tadarus, tidak dhuha, tidak bersedekah, tidak berzikir, tidak mendatangi kajian, tidak bermuhasabah, tidak menghapal, tidak membaca buku keIslaman, dan justru cenderung melalaikan panggilanNya, melanggar laranganNya, dan meninggalkan suruhanNya.

Diri ini menangis dan mencoba untuk menginsyafi, tapi lagi2 tak kuasa aq kembali terjerembab didalam kesalahan yang sama. Apakah ini tingkat kelemahan iman terendah seorang hamba? Padahal diri ini ingin selalu dicinta olehNya, ingin menjadi hamba kesayanganNya, ingin kelak sampai kesyurgaNya berkumpul dengan insan pilihan, rasul, shalafus shaleh, dan para syuhada,. Tapi pantaskah diri ini???

Ya Rabbi…Engkau Maha Penyayang dan Pengampun, ampunilah…ampunilah dosaku…ampunilah setiap kejahilan dan kelemahan hambaMu. Kuulurkan tanganku menujuMu…sambutlah Ya Rabb…sambutlah dengan tanganMu Yang penuh dengan kasih sayangMu. Tuntun dan tunjukilah jalan terbaik menuju kembali kepadaMu. Pertemukanlah hamba dengan orang2 yang selalu mengingatkan untuk pentingnya berjuang dalam mengharap ridhoMu, dan indahnya merasakan cinta…cinta kepadaMu.

Terakhir kuharap, jangan pernah lepaskan tangan ini, jangan Ya Rabb…kumohon…pimpinlah hambaMu ini sampai kelak izrail menjemputku, rakib atid memanjakanku, dan ridwan meyambutku. Mereka tersenyum bangga dan mengatakan padaku “Selamat datang pada kebahagiaan abadi…” Indahnya… Semoga hadiah itu untukku…semoga ya Rabb…semoga…

*muhasabah bareng yuk...mohon doanya agar aq selalu dalam keistiqomahan*

Damba cintaMu (Raihan)

Tuhanku ampunkanlah segala dosaku
Tuhanku maafkanlah kejahilan hambaMu

Kusering melanggar laranganMu dalam sadar ataupun tidak
Kusering meninggalkan suruhanMu walau sadar aku milikMu

Bilakah diri ini kan kembali kepada fitrah sebenar
Pagi kuingat petang kualpha begitulah silih berganti

Oh tuhanku kaupimpinlah diri ini yang mendamba cintaMu
Aku lemah aku jahil tanpa pimpinan dariMu

Kusering berjanji depanMu, sering jua kumemungkiri
Kupernah menangis karenamu, kemudian ketawa semula

Kau Pengasih, Kau Penyayang, Kau Pengampun kepada Hamba2Mu
Selangkahku kepadaMu seribu langkah Kau padaKu

Tuhan…diri ini tidak layak kesyurgaMu
Tapi…tidak pula aku sanggup kenerakaMu

Kutakut kepadaMu kuharap jua padaMu
Moga kukan selamat dunia akhirat seperti Rasul dan sahabat