Monday, December 17, 2007

Pesona dirinya ternyata dari … CINTA

Aq datang terlambat. Telat sekitar 15 menit dari waktu yang telah ditetapkan. “Ba’da ashar, dan harus shalat ashar dimusholla tempat kita rapat”. Begitulah ultimatum yang diberikan sang ketua pelaksana, agar peserta rapat datang tepat waktu. Tapi tampaknya ultimatum tersebut tidak berpengaruh, karena pada saat aq datangpun rapat masih belum dimulai. Menunggu peserta lain yang belum pada datang.

Ditempat itu sudah ada beberapa peserta rapat yang duduk saling terpisah dipojok kanan-kiri musholla. Musholla itu tidak begitu luas, mungkin sekitar 6 x 6 meter. Kupandangi sekitar, melihat siapa saja yang telah datang. Ternyata rapat kali ini bukan hanya dihadiri oleh alumninya saja, tapi anggota rohisnya juga.

Ditengah-tengah musholla tampak seseorang yang tengah melaksanakan shalat ashar. Ikhwan dengan celana abu-abu. Ikhwan ini sedari awal telah menarik perhatianku. Disaat menunggu kedatangan peserta lain, pandanganku sering kali tertuju padanya. Memperhatikannya shalat, sampai akhirnya dia menyelesaikan shalatnya. Karena apa ya…aq merasa ada sesuatu pada dirinya yang menarik perhatianku. Mungkin salah satunya yaitu shalat ditengah2 orang yang pastinya akan sungkan kulakukan, tapi tidak untuknya.

Waktu terus berjalan, peserta rapat yang ditunggu sudah mulai berdatangan. Rapatpun akhirnya dimulai. Selama rapat berjalan, selain aq memperhatikan isi rapat aq juga tak luput dari memperhatikan seseorang. Seorang ikhwan yang shalat ditengah kami dengan celana abu2 tadi. Entah mengapa, tapi mataku selalu menyempatkan mencuri pandang untuk memperhatikan segala kegiatan yang dilakukannya pada saat itu.

Mungkin aq terpesona pada dirinya. Tapi saat itu aku belum menemukan jawabannya karena apa. Sepertinya ada kedamaian didalam dirinya. Wajahnya begitu menenangkan. Senyum simpul yang selalu menghiasi bibirnya, semakin menambah kharisma pada dirinya. Yang kuperhatikan, sesekali dia membaca buku Tuntunan Panduan Shalat yang selalu dipegangnya. Pada saat itu aq ga ngerti kenapa seorang muslim yang sudah lebih besar seperti dirinya masih saja membaca buku itu. Apa dia baru belajar shalat??? Masa’ muslim yang sudah besar seperti dia baru belajar shalat? Ah, apa iya? Kenapa ya ?? Atau apakah dia sedang menghapal doa2 atau ingin lebih mengetahui dan mengerti arti dari sebuah bacaan shalat yang digunakan, supaya shalatnya lebih khusuk?

Aq penasaran. Ingin rasanya segera kusibak rasa penasaranku yang tidak seperti biasanya terhadap seseorang. Karena sangat penasaran, akhirnya dengan sedikit memberanikan diri, aku menanyakan siapa dirinya kepada salah seorang alumni akhwat yang lebih aktif menangani Rohis SMA dari padaku.
“Ikhwan yang duduk paling pinggir kiri itu siapa namanya?”
“Sifulan, emangnya kenapa mbak?”
“enggak kok”
“……”
Aq menghentikan pertanyaanku. Dan mencoba kembali memperhatikan rapat semula. Namun akhwat itu kemudian melanjutkan sendiri kalimatnya.

“Dia itu muallaf mbak, baru tiga bulan ini dia masuk Islam”

Serrrr…Tanpa diberi aba2, tiba2 saja kudukku merinding. Kembali tatapanku tertuju pada ikhwan itu, lekat dan lebih lekat…

Subhanallah…apakah ini jawaban atas penasaranku selama ini? Rasa kedamaian dan keteduhan yang kudapatkan begitu melihat dirinya. Seperti berjalan disebuah pelataran pegunungan yang ditumbuhi dedauanan hijau nan rindang, begitu menyejukkan. Seorang muallaf. Seorang yang baru merasakan menjadi seorang muslim, Seorang yang baru saja jatuh cinta. Cinta yang masih lekat dan menggelora. Segala cinta yang ada karena kesadaran, keihklasan, kepercayaan yang bukan semata karena keturunan.

“Bagaimana ceritanya?” Kembali aq bertanya, untuk menuntaskan rasa penasaranku.
“Sejak kelas 1 SMU memang dia selalu berteman dekat dengan anak2 ROHIS, dia juga gak sungkan untuk maen ke musholla saat jam istirahat atau sepulang sekolah. Mungkin saat itu dia sudah tertarik dengan Islam. Akhirnya pada saat dia kelas dua, dia menyatakan keIslamannya di musholla Assyifa (Musholla di SMU kami). Pak Rahmat (Guru agama di sekolah kami) yang membimbing syahadat, disaksikan anak2 rohis yang lain”.

Lantas, untuk apa kehadirannya disini? Jelas ini membuatku tambah kagum terhadapnya. Dengan keIslaman yang baru 3 bulan ini dikecapnya, ia mau aktif terlibat dalam agenda rencana kegiatan pesantran kilat sebagai pemandu anak2 kelas satu. Seseorang yang baru saja mengenal Islam selama 3 bulan yang mungkin secara ilmu masih lebih banyak anak2 yang sudah Islam sejak lahir dari pada dirinya. Lantas bagaimana dengan kita??? Malu sekali rasanya, dengan menggunakan 1001 macam alasan, kita sering sekali enggan untuk bertindak lebih banyak untuk agama yang telah kita anut sejak lahir ini.

Banyak yang bilang Islam yang bermula dari sebuah keyakinan sendiri biasanya memiliki kualitas lebih bagus dari pada Islam keturunan. Mungkin banyak diantara kita yang sedari lahir sudah memeluk Islam, tapi jika ditanya kenapa memeluk Islam jawabannya karena orang tua kita Islam. Lantas kenapa orang Islam harus shalat? Karena banyak orang Islam lain yang shalat. Dan masih banyak pertanyaan lain yang dijawab seadanya saja tanpa ingin mengetahui lebih dalam lagi kenapa Islam dan kenapa yang lainnya.

Selang dua tahun berlalu. Bagaimana kabar ikhwan itu ya??? masihkah kudapatkan ketenangan dan keteduhan yang sama diraut wajahnya? Ya Robb…teguhkanlah pijakannya, mantapkanlah pilihannya, kuatkan juga keimanananya, Amin.

“Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (Qs. Al-baqarah : 256)

“(Mereka berdoa),”Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.” (Qs. Ali Imran :8)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home